Salah satunya jenis lawar yang perlu dijauhi oleh pelancong muslim di Bali adalah lawar merah ciri khas Bali. Sesuai namanya, lawar ini mempunyai penampilan warna merah yang demikian memimpin. Warna merah yang berada di pada makanan ini bukan dari bahan warna makanan, tetapi karena didalamnya ada bahan berbentuk darah.
Saat berkunjung ke Pulau Bali, Anda berpeluang untuk menyaksikan deretan menu tradisional khas warga setempat. Lawar sebagai jenis makanan yang banyak sekali ditemui. Bahkan juga, Anda akan mendapati banyak sekali jenis lawar yang berada di pasaran.
Lawar, sebenarnya sebagai makanan yang dibikin dengan menambahkan bermacam tipe sayur dan dibarengi dengan daging cincang didalamnya. Untuk pelancong muslim, Anda akan mendapati pilihan lawar yang dapat dikonsumsi dan halal. Tetapi, cukup banyak juga lawar yang memakai beberapa bahan haram.
Lawar Merah Ciri khas Bali sebagai Sisi dari Budaya
Untuk umat Islam, darah yang dipakai sebagai bahan untuk pembikinan lawar merah kemungkinan berasa demikian memuakkan. Apa lagi, darah sebagai tempat berkumpulnya bakteri. Tetapi, asumsi sama tidak berlaku untuk warga Bali. Lawar merah ciri khas Bali yang dibikin berbahan kombinasi berbentuk darah, sebagai sisi dari bumbu rempah.
Warga Bali yakin jika darah yang ada di lawar merah ciri khas Bali tidak kembali memiliki kandungan bakteri. Bahkan juga, lawar merah dipercayai sebagai makanan yang sanggup memberi energi tambahan ke siapa saja yang menikmatinya.
Pada proses pembikinannya, lawar merah ciri khas Bali dapat dibikin dengan memakai darah babi, sapi, ayam, atau bebek. Namun, Anda tidak dapat menyatukan di antara lawar merah dengan darah babi yang selanjutnya dibarengi dengan daging ayam. Jenis daging dan darah yang dipakai harus sama. Jika Anda memakai darah ayam, karena itu daging cincangnya berbentuk daging ayam.
Manfaat Konsumsi Lawar Merah Khas Bali
Proses pembikinan lawar merah ciri khas Bali dilaksanakan dengan memakai beragam tipe bumbu. Bumbu itu salah satunya adalah cabe, lada putih, lada hitam, cekuh, dan bangle. Beberapa bahan itu selanjutnya diaduk-aduk dan disiram dengan darah fresh yang sudah dibarengi dengan rempah.
Saat nikmati kulineran berlebihan lawar berbahan baku darah fresh, Anda tetap merasainya saat ada dalam mulut. Darah yang walau telah tercampur dengan mulut, akan berasa demikian masuk tenggorokan. Walau berasa tidak nyaman, lawar merah rupanya dipercayai sanggup memberi imbas positif untuk kesehatan.
Bahkan juga, banyak warga Bali yang menyebutkan lawar sebagai fasilitas untuk menyambungkan di antara manusia dengan Tuhan. Apa lagi, lawar sebagai tipe makanan yang dibikin tanpa memakai beberapa bahan kimia. Konsumsi lawar, terhitung salah satunya ialah lawar merah ciri khas Bali, dipercayai bisa menawar butha atau makhluk jahat yang ada pada tubuh.
Nach, itu sepotong info tentang kulineran berlebihan dengan bahan darah fresh dari Bali. Kulineran lawar dengan ciri khas ini dapat Anda temui dengan demikian mudah di pasar tradisionil Bali. Tetapi, berhati-hati buat traveler muslim yak, karena kulineran ini bukan makanan yang halal.