Lawar adalah masakan berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang dibumbui secara merata yang berasal dari Bali. Makanan ini lazim dihidangkan dalam rumah tangga di Bali atau dipasarkan secara luas di beberapa rumah makan dengan sebutan lawar Babi Bali. Lawar dibuat dari daging yang dicincang, sayur, beberapa bumbu-bumbu dan kelapa. Terkadang di sejumlah jenis lawar diberikan unsur yang dapat menambahkan rasa dari lawar itu yaitu darah dari daging tersebut. Darah itu dicampurkan dengan bumbu-bumbu tertentu hingga menambah lezat lawar tersebut. Lawar sendiri tidak bisa tahan lama makanan ini jika didiamkan di udara terbuka cuman bertahan setengah hari.
Penamaannya bervariasi, biasanya berdasar jenis daging yang digunakan atau jenis sayurannya. Jika yang digunakan daging babi karena itu lawar yang dihasilkan disebut lawar babi., demikian juga jika yang digunakan sayur nangka, karena itu lawarnya diberi nama lawar nangka. Ada pula pemberian namanya berdasar warna lawarnya yakni lawar merah jika warna lawarnya merah, lawar putih jika warna lawarnya putih dan ada lawar yang bernama lawar padamare, yakni sejenis lawar yang dibuat dari kombinasi beberapa macam lawar. Lawar dihidangkan sebagai rekan nasi bersama tipe lauk-pauk yang lain
Jenis Jenis Lawar Bali
Lawar Siap (Lawar Ayam) – Lawar yang memakai daging ayam sebagai bahan utama.
Lawar Celeng (Lawar Babi) – Lawar yang memakai daging babi sebagai bahan utama di Bali.
Lawar Penyu – Lawar yang memakai daging penyu sebagai bahan utama (untuk kelestarian lingkungan, disarankan tidak untuk memakai daging penyu, kecuali benar-benar untuk keperluan upacara/upakara).
Lawar Barak (Lawar Merah) – Lawar yang menggunakan darah sebagai bahan kombinasi, sementara dagingnya dapat salah-satu diantara ketiga jenis daging di atas.
Lawar Putih – Lawar yang tidak memakai darah benar-benar. Selain benar ada tipe upacara/upakar yang mewajibkan pemakaian lawar putih, ada pula yang tidak sukai memakai darah sebagai bahan kombinasi.
Lawar, variasi di antara satu wilayah dengan wilayah yang lain di Bali. Misalkan: di antara lawar ciri khas Tabanan dengan Karangasem kemungkinan sedikit berbeda, di antara lawar ciri khas Gianyar dengan Buleleng sedikit berbeda.
Di Badung dan Gianyar misanya, kemungkinan ada yang menggunakan kombinasi kacang panjang. Dan di Buleleng tidak, sayurnya sendiri dibuat terpisah—disebut “jejeruk”—yang biasanya terbuat dari nangka muda, kacang panjang atau kates.
Terakhir, khususnya di restaurant, café dan warung makan, lawar sangat variasi, rasanyapun sering berasa sedikit berbeda, mungkin karena bumbu, bahan dan prosesnya telah lebih disederhanakan.
